Pendidikan di Indonesia memiliki perjalanan panjang yang dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha hingga masa penjajahan dan pasca kemerdekaan. Sejarah dunia pendidikan di Indonesia berkembang seiring dengan dinamika sosial, politik, dan budaya yang ada di masyarakat. Sebagai negara yang kaya akan budaya dan sejarah, Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat bersaing di tingkat global. Berikut ini adalah perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia dari masa ke masa.

1. Pendidikan pada Masa Kerajaan Hindu-Buddha (Abad 4 – Abad 15)

Pendidikan di Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha berfokus pada pembelajaran agama dan kebudayaan. Pada masa ini, pendidikan dilakukan secara informal melalui lembaga seperti pura, candi, dan rumah-rumah pemuka agama. Kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya memiliki pusat-pusat pembelajaran yang mendalami agama Hindu-Buddha, seni, dan ilmu pengetahuan.

Di candi-candi, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, terdapat relief yang menggambarkan ajaran moral dan filsafat yang diwariskan. Pendidikan pada masa ini lebih bersifat verbal dan praktis, mengutamakan pembelajaran tentang kehidupan spiritual dan nilai-nilai moral.

2. Pendidikan pada Masa Penjajahan (Abad 16 – 1945)

Pada masa penjajahan, sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan besar, terutama setelah kedatangan penjajah Eropa, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal yang lebih terstruktur. Namun, pendidikan ini hanya terbuka untuk kalangan tertentu, terutama golongan elit dan orang Eropa. Masyarakat pribumi sering kali diabaikan dalam hal akses pendidikan.

Pada abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mulai membangun sekolah-sekolah untuk anak-anak pribumi. Namun, sekolah-sekolah ini lebih menekankan pada pendidikan dasar yang terbatas, dan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh status sosial. Beberapa sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda termasuk sekolah dasar (Hollandsch-Inlandsche School) yang hanya menerima siswa dari kalangan bangsawan atau golongan tertentu.

Meskipun pendidikan formal di bawah pemerintahan kolonial terbatas, muncul juga beberapa tokoh dan organisasi yang berjuang untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah Boedi Oetomo, yang didirikan pada tahun 1908 oleh para intelektual muda Indonesia yang menginginkan perubahan sosial dan pendidikan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

3. Pendidikan Setelah Kemerdekaan (1945 – 1960)

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, sistem pendidikan mulai mengalami perubahan signifikan. Pemerintah Indonesia yang baru merdeka berusaha untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan merata, dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa ini, pendidikan dipandang sebagai kunci untuk membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Pada tahun 1947, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Pendidikan yang bertujuan untuk memperkenalkan sistem pendidikan yang lebih baik, serta mempersiapkan generasi muda untuk turut serta dalam pembangunan bangsa. Kurikulum pada waktu itu menekankan pada pengajaran bahasa Indonesia, sejarah Indonesia, dan nilai-nilai kemerdekaan.

Namun, periode ini juga diwarnai dengan kesulitan dalam penyediaan fasilitas pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. Infrastruktur pendidikan yang terbatas dan kekurangan tenaga pengajar yang terlatih menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

4. Pendidikan Pada Masa Orde Baru (1966 – 1998)

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, pendidikan menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah Orde Baru berupaya untuk meningkatkan angka melek huruf dan meluaskan akses pendidikan ke seluruh pelosok tanah air. Salah satu program besar yang diluncurkan adalah wajib belajar enam tahun (wajar dikdas) yang dimulai pada tahun 1984. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat partisipasi pendidikan di tingkat dasar.

Pada masa ini, banyak sekolah dibangun di daerah pedesaan dan pemerintah memberikan subsidi untuk biaya pendidikan. Kurikulum yang digunakan pada masa Orde Baru banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang terpusat dan bertujuan untuk membentuk karakter nasionalisme pada generasi muda.

Namun, meskipun ada banyak perkembangan dalam dunia pendidikan, Orde Baru juga dikenal dengan pembatasan kebebasan akademik dan politik. Kebijakan ini menyebabkan banyak gagasan dan kritik terhadap sistem pendidikan yang terkesan tidak fleksibel dan terlalu terpusat pada pemerintah.

5. Pendidikan pada Masa Reformasi (1998 – Sekarang)

Setelah reformasi 1998, Indonesia memasuki era demokrasi yang memberikan kebebasan lebih bagi sektor pendidikan. Pada periode ini, pendidikan mengalami transformasi yang signifikan, mulai dari kurikulum yang lebih beragam hingga penekanan pada pendidikan karakter dan kreativitas. Salah satu perubahan penting adalah penerapan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003, yang menekankan pentingnya pendidikan sepanjang hayat dan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan.

Selain itu, pada era ini juga muncul gerakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan melibatkan teknologi informasi dalam pembelajaran. Pengenalan pendidikan berbasis teknologi, seperti e-learning, semakin berkembang. Pemerintah juga berusaha memperbaiki kualitas guru dan infrastruktur pendidikan di berbagai daerah.

Namun, meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, masih ada tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia, seperti ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kualitas pendidikan yang masih bervariasi antar daerah, serta rendahnya kesejahteraan guru.

Kesimpulan

Sejarah dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dan penuh tantangan. Dari pendidikan informal di zaman kerajaan hingga sistem pendidikan formal yang terstruktur setelah kemerdekaan, Indonesia terus berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan di semua level. Walaupun ada kemajuan yang signifikan, pendidikan di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam pemerataan akses dan kualitas di seluruh negeri. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia tetap menjadi fokus utama dalam pembangunan bangsa.